INFOJATENGTERKINI.COM, BREBES — Kondisi terkini siswi SMK Brebes asal Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes masih terkulai lemas.
Kasus penyiraman air keras ini menjadi perhatian Bupati Idza Priyanti dengan mengunjungi korban di rumahnya
Korban penyiraman air keras ini mengalami luka bakar di tangan, kaki, dada dan sebagian wajahnya.
Bupati Brebes Idza Priyanti sampai membawa korban dengan ambulan ke RSUD Brebes guna mendapat penanganan medis.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan Pemkab Brebes sangat responsif terhadap warga yang memerlukan bantuan.
Selanjutnya Bupati mendesak aparat kepolisian segera mengungkap kasus itu dan menangkap pelakunya.
Kapolsek Wanasari AKP Mulyono mengatakan, pihaknya masih mengusut kasus itu dengan meminta keterangan sejumlah saksi.
Terkait akun media sosial (medsos) calon pembeli yang sebelumnya memesan masker perawatan wajah kepada korban, saat ini masih diidentifikasi.
Sebelumnya, RM mengalami luka bakar di sebagian tubuh akibat disiram air keras oleh orang tak dikenal.
Peristiwa terjadi 17 Januari 2021 lalu. Sebelum kejadian, korban hendak bertransaksi masker perawatan wajah yang dijualnya secara online.
Ia lalu janjian bertemu dengan calon pembeli untuk bertransaksi secara langsung atau COD.
Namun setelah menunggu di lokasi yang disepakati, pembeli yang bersangkutan tidak kunjung datang.
Ketika akan pulang, tiba-tiba ada pengendara sepeda motor menyiramkan air keras ke arah korban dua kali. Remaja berstatus pelajar SMK ini baru merasa kesakitan setelah sampai di rumah.
Pasca kejadian, calon pembeli tersebut mengirim pesan melalui medsos kepada korban bahwa dendamnya telah terbalas
Kejadian pada Minggu (17/1) lalu itu terjadi saat korban hendak mengantar kosmetik ke pelanggan dengan sistem cash on delivery (COD).
Saat ini terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurnya. Semenjak kejadian itu, warga Kecamatan Wanasari itu tidak bisa lancar berbicara akibat lukanya di bagian pipi.
Bahkan, korban merasa kesulitan mengunyah makanan karena mulutnya tidak bisa terbuka lebar.
Dari pengakuan korban, dirinya masih sering merasakan rasa sakit.
Sebagian anggota badan seperti kedua tangan, kedua paha, dan bagian pipi kanannya melepuh akibat siraman air keras. Kini, semua luka lepuhnya dibalut menggunakan kain kassa.
“Awalnya di sekitaran desa saja. Namun, calon pembeli minta COD di dekat Puskesmas Sidamulya. Saya ke sana, tapi tempatnya sepi. Saat itu jam setengah 9 malam. Akhirnya saya balik lagi ke arah pulang,” ujarnya.
Diungkapkan korban, saat perjalanan pulang ke rumah, dirinya diikuti oleh seseorang yang menggunakan sepeda motor.
Tiba-tiba, pengendara sepeda motor itu menyiramkan air ke dirinya. Pelaku dua kali melakukan penyiraman ke korban.
Pelaku penyiraman menggunakan helm, jaket, dan sarung tangan, sehingga tidak bisa dikenali.
“Pelaku menggunakan helm dan jaket, sehingga saya tidak mengenalnya.
Awal disiram (sebanyak dua kali) itu tidak merasakan sakit, namun saat di rumah baru terasa perih,” tuturnya.
Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, muncul pesan berantai di akun Facebook milik korban.
Pesan yang diduga dari pelaku penyiraman itu berisi pesan dengan kalimat ‘dendam saya sudah terbalas’.
Saat ini, korban tidak bisa berbuat apa-apa di atas tempat tidurnya. Sudah lebih dari satu bulan ini dirinya hanya bisa terbaring.
Ia pun mengandalkan kedua orangtua untuk mengurus dirinya.
Ia tak melanjutkan pengobatan di rumah sakit lantaran terkendala biaya dan merasa sakit saat dipindahkan dari tempatnya. Sehingga, korban hanya menjalani perawatan di rumahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes Rini Pujiastuti mengatakan, pihaknya telah memberikan pendampingan kepada korban. Terutama, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Tadi kita ke rumahnya. Kita memberikan pendampingan agar korban mau dibawa ke rumah sakit dan menjamin selama pengobatannya gratis,” ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini korban melakukan perawatan menggunakan dana pribadi. Bahkan, beberapa bulan dirawat sudah menghabiskan biaya belasan juta.
“Intinya kita akan memberikan pendampingan. Baik itu untuk pengobatan (agar mendapatkan pengobatan gratis) dan pendampingan psikologis korban,” pungkasnya.
Direktur RSUD Brebes, dr Rasipin mengungkapkan, setelah luka yang sebelumnya dibalut kain kasa dibuka dan diperiksa, korban mengalami luka bakar cukup parah di bagian wajah, tangan, punggung, hingga kaki.
“Berdasarkan laporan dari tim dokter yang memeriksa luka bakar mengenai wajah, tangan, punggung hingga paha kaki. Kalau dihitung sekitar 30 persen dari permukaan tubuh,” kata Rasipin, saat ditemui wartawan di RSUD Brebes, Jumat (19/3/2021).
Menurut Rasipin, luka yang sudah diderita selama hampir dua bulan itu juga menimbulkan infeksi cukup parah bahkan hingga membakar jaringan otot.
“Ketika dilihat sudah terjadi infeksi, banyak jaringan yang mati dan juga perlu penanganan serius adalah kontraktur atau ototnya yang menjadi kaku,” kata Rasipin.
Ditambah lagi, kata Rasipin, kondisi psikologis korban sangat terguncang akibat peristiwa yang menimpanya.
“Sehingga kita akan melakukan pendekatan penanganan psikologis, ada dokter bedah, dokter ortopedi juga. Kemudian otot yang kaku harus ditangani spesialis bedah plastik termasuk untuk menutup luka yang menganga,” kata dia.
Untuk menangani R, tim dokter RSUD Brebes juga akan dipandu dari RSUP Dr. Kariadi Semarang.
“Untuk penanganan terakhir akan dipandu spesialis bedah plastik dipandu melalui zoom dari RSUP Kariadi,” terangnya.
Untuk penanganan pertama, kata dia, telah dilakukan operasi dengan dibius total untuk membuang jaringan yang mati.
“Korban R sudah ditangani dengan bius total untuk membuang jaringan mati yang terinfeksi sehingga bisa timbul jaringan baru,” terangnya.
Menurut Rasipin, penanganan dilakukan secara bertahap. Setelah luka bakar tertangani, akan berlanjut ke rehabilitasi medis.
“Untuk sembuh total, setelah operasi selesai, perlu ada penanganan rehabilitasi medik. Kalau sembuh lukanya mungkin dua mingguan.
Selanjutnya rawat jalan yang melibatkan spesialis rehab medis,” katanya.
Dugaan sementara, kata Rasipin, korban disiram dengan zat kimia atau yang bisa disebut air keras.
Namun, dugaan itu masih perlu dibuktikan dengan pemeriksaan forensik.
“Diduga zat kimia, yang bereaksi menimbulkan luka bakar. Berbeda dengan air panas yang langsung terasa panas. Zat kimia bereaksi dengan jaringan yang berefek luka bakar. Jadi diduga semacam air keras,” kata Rasipin.
Rasipin berharap, korban bisa menjalani pengobatan dan perawatan hingga bisa sembuh total.
“Air keras ada tiga macam, dipakai yang mana kemungkinan salah satunya, namun ini dugaan saya. Karena harus pemeriksaan forensik.
Barangkali di jaringan yang dibuang itu masih ada sisa sisa yang bisa dianalisa,” tambahnya.
Tim medis, katanya, akan bekerja secara maksimal.
“Mohon doanya, semoga kami mampu menangani, dan ananda bisa sembuh seperti sedia kala,” pungkasnya.
tag
penyiraman air keras, air keras brebes, kabupaten brebes, bupati, siswi, brebes, jateng, infojatengterkini, info jateng terkini, jateng sati, siswi smk disiram air keras, siswi smk brebes disiram air keras, kapolsek wonosari, direktur rsud brebes dr rasipin